Bagi saya, sosok seorang ibu, adalah sosok seorang wanita yang paling cantik, kuat, tegar, dan penuh cinta. Kepadanya saya mengadu, kepadanya saya meminta, merengek, menangis dan berharap. Dia yang mendidik tentang nilai-nilai kebaikan dan perjuangan. Dia yang memberikan contoh sampai akhir hidupnya ketika tubuh tuanya yang renta sudah tidak sanggup lagi menanggung beban. Tapi kasih sayangnya terus tercurahkan kepada seluruh anak-anaknya.
Untuk bunda tercinta, belum cukup apa yang saya dapat berikan ketika sang pencipta pun memutuskan untuk memanggilnya kembali ke alam sana. Cinta ibu sepanjang jalan , sementara cinta anak bisa jadi hanya sepenggal an tangan saja.
Untuk bunda tercinta, belum cukup apa yang saya dapat berikan ketika sang pencipta pun memutuskan untuk memanggilnya kembali ke alam sana. Cinta ibu sepanjang jalan , sementara cinta anak bisa jadi hanya sepenggal an tangan saja.
Sambil bersimpuh dihalaman masjid Nabawi ini, kupersembahkan sepenggal puisi untuk Ibu tercinta:
Ibu
Wajahmu yang teduh dan cantik selalu terkenang dalam kalbu
Engkau yang telah melahirkan daku
Membesarkan dan menyanyangiku selalu
Dari masa kecil, bahkan sampai ajal menjemputmu
Masih terkenang belaian tanganmu
Ketika aku terlelap dalam buaian sayang
Masih terbayang airmatamu berderai
Ketika melepasku merantau ke tanah seberang
Tidak terasa waktu berjalan bak cahaya
Dan engkaupun selalu mendukung dengan doa dan airmata
Ketikaku beranjak kian dewasa
Dengan airmata doa pula kau serahkan aku pada seorang wanita
Kini yang tinggal hanyalah kenangan dalam dada
Akan belaian yang mesra dan kata-kata bijaksana
Hanyak kepada sang pencipta aku dapat berdoa
Agar engkau tetap bahagia di alam sana
Oh ibu
Maafkanlah anakmu ini
Jika sewaktu hidupmu
Banyak sudah kesalahan yang kuperbuat
Namun cintamu tak pernah habis
Tercurahkan sampai akhir hayatmu.
Madinah Juli 2010